When you feel the distance between you and Allah is getting bigger, just remember that Allah hasn't moved an inch.
Itulah salah satu kutiapan anonim yang begitu terkemuka. Siapapun yang mengemukannya, bagi saya dia telah sangat sukses menginspirasi, setidaknya diri saya pribadi. Kutipan ini begitu "menyentil" keberadaan kita, manusia. Kita yang kerap merasa jauh, kerap merasa ditinggalkan, kerap merasa kosong.
Siapapun pasti kerap merasakannya. Begitupun saya. Toh itulah yang sudah diterka oleh Allah jauh sebelum penciptaan manusia, bahwa hakikat keimanan manusia itu adalah naik dan turun. Sangat sulit untuk mempertahankan keimanan itu, kecuali dengan satu hal: istiqomah. Sufyan bin Abdillah ra suatu hari bertanya pada Rasulullah saw. Ya Rasul, beri tahu aku satu hal dalam islam yang aku tak akan bertanya lagi karenanya. Rasulullah menjawab: Istiqomah.
Istiqomah, the cause of those bigger distance, seperti menjadi barang yang sangat sulit didapatkan sekarang ini. Apakah yang menulis sendiri sudah istiqomah? belum.Sangat belum. Rutinitas, hiburan, lingkungan, dan banyak hal lainnya membuat kita begitu sulit menjaga kemeraan dengan Allah swt. Terkadang saya malu. Bahkan di waktu Shalat, waktu dimana seharusnya hanya ada komunikasi antara kita dengan Allah, kita masih teramat sering memikirkan hal lain diluar-Nya. Tugas, urusan kita seusai shalat, makanan, dan masih banyak lagi. Dalam komunikasi antar manusia saja membagi fokus dengan lawan bicara bukanlah hal yang pantas dilakukan. Apalagi dengan Allah?
Dan mari kita coba hubungkan jarak itu dengan istiqomah. Jarak itu hadir ketika keistiqomahan kita tengah memudar, bukan? Ketika rutinitas menyandra waktu kita dengan-Nya, apa yang kita rasakan? kosong. Hilang. Hambar. Apa yng kita rasakan ketika istiqomah itu membumbung, mengikat ketika untuk senantiasa terus berma'rifat kepada-Nya? tenang. Lapang. Mudah. Lalu siapa yang membuat jarak itu? Siapa yang memudarkan keistiqomahan itu? Allah kah? just remember that Allah hasn't moved an INCH.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan”.(QS 46 Al-Ahqaaf: 13-14)
*ketika saya menunjuk orang dengan satu jari, maka 4 jari nya tertuju kepada saya. Mohon maaf jika ada kesalahan pada tulisan ini. Semoga bisa menjadi renungan bersama.

No comments:
Post a Comment