Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati merasa tenang (Q.S Ar-Ra'd:28)

Sunday, 19 August 2012

Tentang Kemauan




Hidup ini ga selalu indah. Ada yang setuju dengan statement itu? Awalnya saya setuju, tapi belakangan saya jadi sedikit meragukannya. Hidup ini akan selalu indah, tergantung bagaimana kita memandangnya.

Kadang, kita belum tentu mendapatkan apa yang kita inginkan. Karna Allah memberi apa yang memang kita butuhkan, bukan inginkan. Saya ingin sekali memiliki sepeda motor, tapi mungkin menurut Allah saya belum terlalu membutuhkannya. Sehingga, sampai saat ini saya belum memilikinya :p

Lalu apa korelasi antara anekdot diatas dengan judul ini? Sekarang, coba tempatkan diri kita. Ada satu hal yang sangat kita inginkan, hal yang sangat addicted dan menjadi candu bagi kita. Tapi seiring berjalannya waktu, hal itu terasa berjalan makin jauh meninggalkan kita. Lalu apa yang kita rasakan? Sedih? Kecewa? Itu pasti. Lalu kemudian, apa yang ada di pikiran kita? Ah, saya ga akan bisa kalo ga dapet a. Ah saya ga akan bisa kalo ga sama b. Begitukah? Sejauh ini, itulah yang banyak saya dengar dari orang-orang sekitar saya dengan kasus serupa, dan juga, pengalaman pribadi saya :p

Lama kelamaan, saya sedikit merenungi alasan itu: saya tidak bisa. Sebenarnya, bukanlah bisa atau tidak bisa yang menjadi masalah utama nya. Tapi satu: mau atau tidak mau.  Semua orang akan bisa mengikhlaskan sesuatu yang mungkin, tidak direzekikan Allah untuk nya. Hanya saja, hal itu akan terwujud dengan satu hal: orang itu mau melepas dan mengikhlaskannya.

Kenapa harus “mau”? hmm tentu saja itu fundamen utamanya. Bagaimana bisa kita mengikhlaskan sesuatu jika dalam hati sebenernya belum ada niat untuk benar-benar melakukannya? Tak akan pernah bisa. Mengikhlaskan, atau the art of letting go hanya akan menjadi sebuah retorika tanpa keingingan kuat untuk merealisasikannya. Banyak orang bilang: ah saya ga bisa. Sesungguhnya ia pasti bisa. Hanya saja ia belum punya kemauan yang kuat untuk melakukannya.

Kembali ke poin awal, Allah memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Kalo memang sekarang apa yang kita inginkan tidak dapat kita miliki, ikhlaskan lah. Bangunlah kemauan yang kuat untuk membiarkan ia pergi. Karena dengan begitu, akan lebih mudah bagi kita untuk dapat benar-benar melepaskannya. Percaya lah, hal yang kita pikir terbaik untuk diri kita belum tentu yang terbaik dimata-Nya. Biarkan Ia yang memilih dan mengarahkan kita. Bangunlah kemauan yang kuat, persiapkan diri kita untuk dapat melepasnya, dan tunggu kejutan kecil dari Tuhan tentang apa yang benar-banar kita butuhkan, dan yang pasti, terbaik bagi kita. Selamat mancoba J

Selasa, 19 Juni 2012

No comments:

Post a Comment