Hidup ini ga selalu indah. Ada
yang setuju dengan statement itu? Awalnya saya setuju, tapi belakangan saya
jadi sedikit meragukannya. Hidup ini akan selalu indah, tergantung bagaimana
kita memandangnya.
Kadang, kita belum tentu
mendapatkan apa yang kita inginkan. Karna Allah memberi apa yang memang kita
butuhkan, bukan inginkan. Saya ingin sekali memiliki sepeda motor, tapi mungkin
menurut Allah saya belum terlalu membutuhkannya. Sehingga, sampai saat ini saya
belum memilikinya :p
Lalu apa korelasi antara anekdot
diatas dengan judul ini? Sekarang, coba tempatkan diri kita. Ada satu hal yang
sangat kita inginkan, hal yang sangat addicted dan menjadi candu bagi kita.
Tapi seiring berjalannya waktu, hal itu terasa berjalan makin jauh meninggalkan
kita. Lalu apa yang kita rasakan? Sedih? Kecewa? Itu pasti. Lalu kemudian, apa
yang ada di pikiran kita? Ah, saya ga akan bisa kalo ga dapet a. Ah saya ga akan
bisa kalo ga sama b. Begitukah? Sejauh ini, itulah yang banyak saya dengar dari
orang-orang sekitar saya dengan kasus serupa, dan juga, pengalaman pribadi saya
:p
Lama kelamaan, saya sedikit
merenungi alasan itu: saya tidak bisa. Sebenarnya, bukanlah bisa atau tidak
bisa yang menjadi masalah utama nya. Tapi satu: mau atau tidak mau. Semua orang akan bisa mengikhlaskan sesuatu
yang mungkin, tidak direzekikan Allah untuk nya. Hanya saja, hal itu akan
terwujud dengan satu hal: orang itu mau melepas dan mengikhlaskannya.
Kenapa harus “mau”? hmm tentu
saja itu fundamen utamanya. Bagaimana bisa kita mengikhlaskan sesuatu jika
dalam hati sebenernya belum ada niat untuk benar-benar melakukannya? Tak akan
pernah bisa. Mengikhlaskan, atau the art of letting go hanya akan menjadi
sebuah retorika tanpa keingingan kuat untuk merealisasikannya. Banyak orang
bilang: ah saya ga bisa. Sesungguhnya ia pasti bisa. Hanya saja ia belum punya
kemauan yang kuat untuk melakukannya.
Kembali ke poin awal, Allah
memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Kalo memang
sekarang apa yang kita inginkan tidak dapat kita miliki, ikhlaskan lah.
Bangunlah kemauan yang kuat untuk membiarkan ia pergi. Karena dengan begitu,
akan lebih mudah bagi kita untuk dapat benar-benar melepaskannya. Percaya lah,
hal yang kita pikir terbaik untuk diri kita belum tentu yang terbaik
dimata-Nya. Biarkan Ia yang memilih dan mengarahkan kita. Bangunlah kemauan
yang kuat, persiapkan diri kita untuk dapat melepasnya, dan tunggu kejutan
kecil dari Tuhan tentang apa yang benar-banar kita butuhkan, dan yang pasti,
terbaik bagi kita. Selamat mancoba J
Selasa, 19 Juni 2012
No comments:
Post a Comment