Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati merasa tenang (Q.S Ar-Ra'd:28)

Tuesday, 29 July 2014

Palestina itu apa, tante?

Malam itu di dua syawal. Mari belajar dari kepolosan anak-anak. Fitrah mereka memang lugu dan suci. Jangan
 ketika kesucian itu tertutup kabut pekat. Mungkin ada yang salah mewarnai nya.

Gadis manis itu meminta video. Syamil dan Dodo. Apalagi yang dicari nya selain itu. Adik nya turut dari belakang hendak melihat video yang sama.

"Lala, aku punya video Dodo yang ini nih bagus deh, lihat ya." Kusajikan sebuah video tentang keteladanan. Ziza, adiknya, duduk manis disamping Lala. Mereka menyaksikan Syamil, si tokoh utama, yang sibuk membanggakan tokoh idolanya. Spiderman. Spiderman yang bagi nya begitu hebat hingga mampu mengeluarkan jaring laba-laba untuk melawan penjahat. Tak mau kalah, Anto, sahabat Syamil, membanggakan Power Rangers yang mampu mengubah diri menjadi robot raksasa. Masing-masing membanggakan jagoannya.

"Ayooo siapa yang paling hebat?" tanyaku.

"Allah lah.." Lala menjawab dengan pasti.

Video itu kembali bergulir dan Lala menemukan jawabannya. Yang psling hebat adalah Rasulullah saw.

"Kok bukan Allah?" tanya Lala polos. "Pasti Allah dong La yang paliiing hebaaaat. Tapi kan dibandingin nya sama manusia. spiderman trus power ranger. Kalo diantara manusia, Rasulullah yang paling hebat. Tapi yang paliiiing hebat diantara semuanya, pasti Allah.."

Gadis itu mengangguk. Melanjutkan menonton video. Ketika video berakhir, Lala lantas melihat stiker di telepon genggam ku. Gambar nya memang cukup menarik perhatian. Ia lantas bertanya

"Ini apa, tante?"

"Ini stiker save palestina sayang.."

"oooh Palestina.. " Adiknya menyahut.

Lala nampak berpikir. Mungkin ia tak asing dengan nama itu, tapi tak tahu pasti maksudnya. Ia lantas bertanya

"Palestina itu apa?"

Aku hendak menjawab sebelum akhirnya terpotong karna acara malam itu yang akan dimulai. Ah, sayang sekali. Bagiku itu pertanyaan yang jawabannya akan menanamkan akar aqidahyang kuat di hati gadis usia tujuh tahun seperti Lala. Kelak, jika aku bertemu dengan Lala dan Ziza lagi, aku akan menjawab..

"Palestina, adalah tanah mulia yang dibanggakan Rasulullah, sayang. Tanah suci bagi seluruh umat muslim. Tanah yang menumpahkan darah mujahid-mujahidah cilik, seusia kalian..yang sedari kecil telah belajar untuk mempertahankan iman dan membela agama mereka. Tanah tempat tinghal teman-teman kecil kita yang kini tengah bermain di taman surga.."

Dan aku yakin, adik kecil ku. Kalian lah calon mujahidah cilik berikutnya.. Kalian yang memilih untuk mempertahankan kemuliaan dengan jilbab, saat rekan seusia kalian mendorong untuk meninggalkannya. Dengan jilbab itu, semoga tertular sifat-sifat mujahid-mujahidah cilik palestina.. yang senantiasa memegang teguh islam, walau banyak orang coba meredam. Teruntuk calon mujahidah ku, semoga Allah terus mengistiqomah kan mu.

Thursday, 2 May 2013

He Hasn't Moved an Inch

When you feel the distance between you and Allah is getting bigger, just remember that Allah hasn't moved an inch.

Itulah salah satu kutiapan anonim yang begitu terkemuka. Siapapun yang mengemukannya, bagi saya dia telah sangat sukses menginspirasi, setidaknya diri saya pribadi. Kutipan ini begitu "menyentil" keberadaan kita, manusia. Kita yang kerap merasa jauh, kerap merasa ditinggalkan, kerap merasa kosong.

Siapapun pasti kerap merasakannya. Begitupun saya. Toh itulah yang sudah diterka oleh Allah jauh sebelum penciptaan manusia, bahwa hakikat keimanan manusia itu adalah naik dan turun. Sangat sulit untuk mempertahankan keimanan itu, kecuali dengan satu hal: istiqomah. Sufyan bin Abdillah ra suatu hari bertanya pada Rasulullah saw. Ya Rasul, beri tahu aku satu hal dalam islam yang aku tak akan bertanya lagi karenanya. Rasulullah menjawab: Istiqomah.

Istiqomah, the cause of those bigger distance, seperti menjadi barang yang sangat sulit didapatkan sekarang ini. Apakah yang menulis sendiri sudah istiqomah? belum.Sangat belum. Rutinitas, hiburan, lingkungan, dan banyak hal lainnya membuat kita begitu sulit menjaga kemeraan dengan Allah swt. Terkadang saya malu. Bahkan di waktu Shalat, waktu dimana seharusnya hanya ada komunikasi antara kita dengan Allah, kita masih teramat sering memikirkan hal lain diluar-Nya. Tugas, urusan kita seusai shalat, makanan, dan masih banyak lagi. Dalam komunikasi antar manusia saja membagi fokus dengan lawan bicara bukanlah hal yang pantas dilakukan. Apalagi dengan Allah?

Dan mari kita coba hubungkan jarak itu dengan istiqomah. Jarak itu hadir ketika keistiqomahan kita tengah memudar, bukan? Ketika rutinitas menyandra waktu kita dengan-Nya, apa yang kita rasakan? kosong. Hilang. Hambar. Apa yng kita rasakan ketika istiqomah itu membumbung, mengikat ketika untuk senantiasa terus berma'rifat kepada-Nya? tenang. Lapang. Mudah. Lalu siapa  yang membuat jarak itu? Siapa yang memudarkan keistiqomahan itu? Allah kah?  just remember that Allah hasn't moved an INCH.

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqomah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan”.(QS 46 Al-Ahqaaf: 13-14)


*ketika saya menunjuk orang dengan satu jari, maka 4 jari nya tertuju kepada saya. Mohon maaf jika ada kesalahan pada tulisan ini. Semoga bisa menjadi renungan bersama.

Saturday, 27 April 2013

Takut

Aku takut. Aku takut, jika suatu saat Allah melakukan sidak ke hatiku.
Aku takut yang nanti Allah temukan di hatiku hanya tumpukan kotoran yang mengerak.

Kotoran karna seringnya hati ini berburuk sangka kepada sesama.
Kotoran karna seringnya hati ini merasa sombong. Tinggi. Tehempas ke udara.
Kotoran karna seringnya hati ini menuhankan manusia, benda, harta.
Kotoran karna seringnya hati ini berbelok niatnya. Dari Engkau, menuju makhluk lainnya.
Kotoran karna seringnya hati ini merasa tidak punya kotoran. Merasa paling bersih dibanding yang lainnya.

Kotoran, kotoran, kotoran. Ah, mengapa hatiku teramat sering menghasilkan kotoran?

Kotoran yang memburamkan, membuat spion iman tak berfungsi dengan baik.

Ya Allah, meskipun Engkau tetap akan tahu isi hatiku sebelum Engkau menyidak nya, izinkan aku meminta sepotong doa:

Jagalah hati ini dari kotoran dan penyakit hati yang mungkin mampu menghapus ridho-Mu, ya Allah. Ketika ia kotor, mudahkan aku untuk membersihkannya. Agara aku kembali dapat melihat cahaya cinta-Mu dengan ketulusan yang terhimpun di dada.

Amin.
*tanggal penulisan ternyata tidak terdeteksi di ponsel*